MAKA MENULISLAH

Karena Kau Akan Adalah Pencetak Sejarah

Monday, May 28, 2007

Episode Sepi

Perjalanan Sepi

sepi-sepi aku disini dikulum malam gelap menemani

malam kelam membangkitkan rindu nan berkepanjangan

tak satu bintangpun hendak menemani

duhai sang bayu..

kepada siapakah rindu ini kan ku sampaikan..

kemanakah rindu inikan kubawa

mampukah sang langit menjawab kehampaan ini...???

kepada rembulan.....

ditemani bintang gemerlapan

bersembunyi dibalik awan

bulan dan bintang tak pernah menyatu dalam jiwaku

lara ini terlalu dalam

hingga menembus palung hati,...

hati yang meracau

semoga bulan tak terangi kehampaan ini

karna tak cukup sinarnya menjangkau lara itu..

deru angin berseru

membelaiku

temani sunyinya hati

memeluk membisiki

aku menepi

saat langkat tertatih

berat menggelayuti jiwa

kalut tak lagi dirasa

sedih tak lagi terasa

semua sirnah

semua hilang

tak ada lagi asa menderu jiwa

semoga sepi ini panjang

larutku dalam heningnya

terlunta-lunta hati meronta meratapi cinta

kepada rembulan hati bertanya

kemanakah jiwa

bintang berseru dengan sinarnya

jiwa-jiwa bersembunyi dalam raga

atas kuasa yang telah menentukannya

ditemani detak nadi yg terus menggema

isyaratkan cinta akan sepi

menemani dalam ramainya gejolak hati

andai bisa ku pahami arti semua ini

seolah tiada penyesalan aku memendam dendam

cinta ini bagai dendam tak terjawab...

terbang tinggi..

kuingin selalu terbang tinggi

kuingin bawa dia terbang tinggi..

walau tak terjawab...

adakah sang bayu titipkan

secuil kalimat kerinduan untuknya

walau aku harus cemburu oleh dendam yang kurindu

senandung sepi temani aku

walau tlah ku hempas dia sejauh mungkin

namun tak kutemui siapa jawaban kerinduan ini

andai ada satu cara

rendam berendam dalam rindu penuh dendam

tuk kembali menatap surya diwajahmu

pasti tlah aku relakan jiwa ini

berkata hati pada tingginya nurani

berjuang dalam sepi

bersama dekapan sang bayu

dan malam menyelimuti

nadi berdendang....

"wahai cinta...

bersinarlah seperti rembulan dimalam hari

jangan pernah letih....

bagai sang surya menyinari bumi

bila mega rapuh menutupi...

jadilah hujan yang menyujukkan

tanah-tanah yang kehausan

bila awan telah pudar,

jadilah pelangi,

sebagai jalan menuju nirwana

nirwana dimana bersemayam jiwa-jiwa sang pecinta

jiwa-jiwa yang menari bersama 70 bidadari

tak pernah sepi

berpakaian warna-warni pelangi

tak pernah sepi

jiwa-jiwa yang terus memuja-memuji

keagungan sang Pemilik Cinta

Cinta Sejati tentunya...”

aku adalah aku

yang berkelana dalam darah yang menyatu

bersama jiwa dan ragaku

bersama cinta yang menggerakkanku

dalam ramainya detak nadi memuji

atas indahnya cinta sejati

cinta sejati dari Sang Pemilik Cinta

aku akan menepi digelapnya malam

tanyakan pada hati

pada sapa aku menepi

pada malam yang menyelimuti

atau pada bulan yang bersembunyi

tau kah kau

bahwa tak ada yang sendiri

hanya debu menari menghinggapi

dia menemani

melekat dalam naungan perisai hati

coba ukir sucinya hati

wahai pujangga sepinya diri

tiada kata tanpa arti

seperti detak nadi

mengalun indah memuji

kebesaran Ilahi

semoga ilahi dilangit tau yang terbersit dihati ini

jiwa yang hampa akan tetes embun dari surga

tak terelakkan lagi jiwa tuk menepi tanpa senyum langit

hadirkan sinar nan benderang

tuk asa di esok nan cerah..

walau jiwa ini harus menepii 1000 tahun

seperti dirimu aku terpaku oleh satu

atau dua yang jadikan aku manusia